Itikaf di Bulan Ramadhan
Selama bulan Ramdhan tentunya banyak kegiatan ibadah yang bisa kita lakukan, salah satunya Itikaf. Itikaf tentu saja sangat bermakna jika dilakukan.
Sementara Itikaf itu sendiri adalah salah satu bentuk ibadah berdiam
diri di masjid sambil melakukan evaluasi dan perenungan diri yang dilaksanakan
saat bulan Ramadhan, khususnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau
beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2026 dan
Muslim no. 1172).
Hikmah i’tikaf bermanfaat bagi kesehatan jiwa dimana batin
menjadi lebih tenang, mendatangkan berbagai macam kebaikan dari Allah SWT
amalan-amalan kita akan diangkat dengan rahmat dan kasih sayang-Nya dan orang
yang beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan akan terbebas dari
dosa-dosa karena pada hari-hari itu salah satunya bertepatan dengan lailatul
qadar.
Syarat I’tikaf:
- Harus niat di dalam hati. (Niat Iangsung i’tikaf karena Allah Ta’ala). Kalau i’tikaf nadzar, maka dia harus niat nya juga i’tikaf nadzar.
- Beragama Islam, berakal, suci dari haid, nifas dan jinabah.
- Maka tidak sah i’tikaf yang dilakukan oleh orang kafir, gila, haid, nifas, dan orang junub.
- Jika
orang yang melakukan i’tikaf murtad atau mabuk, maka i’tikafnya menjadi batal.
- admin
- 21 Mei 2019
- 8292
- Artikel YKMM
Leave a Comment