Kemristekdikti Luncurkan Tiga Program Unggulan
[SERPONG] Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti ) Mohamad Nasir meluncurkan tiga program unggulan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Haridknas) 2 Mei 2016.
Tiga program itu meliputi, pertama, program Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI). Kedua, Program penomoran ijazah nasional (PIN) dan sistem verfikasi ijazah secara elektronik (SIVIL), dan ketiga, Pusat informasi dan pelayanan terpadu (Pintu).
Nasir mengatakan, keunggulan dari BUDI karena program ini merupakan program beasiswa untuk memberi kesempatan kepada dosen tetap Indonesia dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan peguruan tinggi swasta (PTS) yang telah memiliki nomor induk dosen nasional (NIDN) dan nomor induk dosen khusus (NIDK) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascaserjana.
"BUDI ini penting ya, karena masih ada 59.000 dosen kita yang berpendidikan strata satu. Demikian pula dengan S-3 masih sangat terbatas jumlahnya. Maka adanya program ini semoga dapat meningkatkan kulitas dosen dan pendidikan kita," kata Nasir di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan (2/05/16).
Selanjutnya, mantan dekan Fakultas Ekonomi Univeristas Diponegoro (Undip) ini mengatakan, program beasiswa ini untuk mengkolaborasikan pengalaman panjang pengelolaan beasiswa yang telah dikuasai oleh Ditjen Sumberdaya Iptek dan Dikti dengan keunggulan cash management yang dimiliki oleh Lembaga Pengelolan Dana Pendidikan (LPDP).
Nasir menyebutkan, program BUDI ini menyediakan dana beasiswa, maksimal 24 bulan untuk program S2. Sementara untuk program S3 berlaku skema 3+1, yaitu dana selama 3 tahun, dan dana untuk 1 tahun terakhir akan terdistribusi menjadi dua bagian.
Selanjutnya, dana tahun ke-4 harus diajukan oleh karyasiswa yang memerlukan, dan diberikan kepada yang memenuhi persyaratan. Untuk tahun 2016, pemerintah menyediakan 300 beasiswa untuk studi di luar negeri dan sekitar 2.000 beasiswa untuk studi di dalam negeri.
Lebih lanjut, dia mengatakan, program PIN dan SIVIL untuk menjawab keresahan masyarakat terkait pemberitaan tentang maraknya peredaran ijazah palsu pada kurun tahun 2015/2016.
Nasir menuturkan, SIVIL ini merupakan sebuah sistem verifikasi ijazah online yang terintegrasi dengan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) sehingga keabsahan lulusan akan diverifikasi konsistensinya dengan riwayat proses pendidikan di perguruan tinggi dan pemenuhan atas standar nasional pendidikan tinggi.
Mantan rektor Undip ini, menuturkan, SIVIl dan PIN diharapkan bukan hanya memudahkan masyarakat untuk mengecek keabsahan ijazah yang dikeluarkan perguruan tinggi di Indonesia, dan memudahkan pemerintah dalam memantau statistik lulusan, tetapi untuk meminimalisir beredarnya ijazah palsu.
Dia menyebutkan, pada 2015, Kemristekdikti menerima 118 surat permohonan verifikasi keabsahan ijazah baik dari perorangan, LSM dan instansi Pemerintah. Selama kurun waktu tersebut, lebih dari 3.000 diverifikasi oleh Kemristekdikti. Sebanyak 90 hingga 95 % ijasah dinyatakan absah , dan 5-10 % ijazah harus diklarifikasi oleh Kopertis dan Perguruan Tinggi terkait.
Lanjut dia, hadirnya program PINTU untuk mengintegrasikan layanan publik yang ada di Kemristekdikti, seperti layanan teknis pendidikan tinggi, layanan perizinan, layanan informasi serta layanan pengaduan. pasalnya, PINTU dibentuk atas dasar semangat reformasi birokrasi internal, Kemristekdikti sebagaimana yang juga diamanatkan oleh UU No.25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik agar terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik, dan PP Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu, yang juga menekankan perlunya membentuk unit pelayanan terpadu yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan pelayanan publik yang transparan, efisien, dan tepat waktu.
“Kita sering mendengar keluhan dari masyarakat umum maupun dari pemangku kepentingan internal mengenai proses pelayanan publik yang masih terkesan lambat dan kurang informatif. Ke depan keluhan-keluhan seperti ini mudah-mudahan tidak akan kita dengar lagi, karena kita sudah berkomitmen melakukan transformasi pelayanan publik ke arah yang lebih baik dengan mewujudkan PINTU," ujarnya.
Sumber : http://sp.beritasatu.com/
- admin
- 03 Mei 2016
- 869
- Pemberian Beasiswa
Leave a Comment