• (Tlp) 0859-7278-8032
  • (Wa) 0859-4633-3794
  • yayasankmm@gmail.com

Ki Hajar Dewantara sang Pahlawan Nasional


Ki_Hadjar_Dewantara.jpg

Tanggal 2 Mei 2019 kemarin diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau biasa yang disingkat Hardiknas.

Mengapa tanggal 2 Mei diperingati menjadi Hari Pendidikan Nasional? Karena tanggal 2 Mei adalah hari untuk memperingati kelahiran Bapak tokoh pelopor pendidikan di Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara. Oleh sebab itu pemerintah menetapkannya sebagai hari Pendidikan Nasional.

Kita menilik ke belakang sebentar. Di mana pada masa penjajahan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, sangat memprihatinkan bahwa tidak semua anak bisa mengenyam bangku sekolah. Hanya anak-anak dari keturunan Belanda dan orang-orang kaya saja yang bisa memperoleh pendidikan, sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan bodoh tanpa mengenal huruf dan tidak bisa mengenal pendidikan.

Tapi hebatnya, ada seseorang yang diberi gelar pahlawan karena telah memperjuangkan pendidikan nasional. Ya, namanya Ki Hadjar Dewantara. Beliau berasal dari keturunan keraton Yogyakarta lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.

Di usia mudanya Ki Hadjar Dewantara pernah manjalankan pendidikan di Sekolah Dasar ELS dan melanjutkan ke sekolah Belanda yang bernama STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputera, sayangnya tidak sampai lulus dikarenakan ia jatuh sakit.

Perjuangannya tak sia-sia kegigihannya membela nila pendidikan untuk negeri tercinta. Saat kabinet pertama Republik Indonesia, Ki hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan mendapat anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Tahun 1957. Kerja kerasnya memperjuangkan pendidikan di tanah air akhirnya ia dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia atas dasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959 pada Tanggal 28 November 1959 dan hari kelahiran beliau ditetapkan dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat “Ing ngarsa sung tuladaing madya mangun karsatut wuri handayani."

Memiliki arti:

Ing ngarsa sung tulada artinya ketika berada di depan seorang guru harus bisa memberi teladan dan contoh tindakan yang baik.

Ing madya mangun karsa artinya ketika berada di tengah murid-muridnya seorang guru harus dapat menciptakan ide dan membangun semangat.

Tut wuri handayani artinya, ketika berada di belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.

Kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan sebagai landasan memajukan pendidikan di Indonesia.

Dengan penuh haru rakyat Indonesia harus melepaskan kepergian sang Pahlawan untuk selama-lamanya. Pahlawan pendidikan yang kita cintai menutup mata di usia 70 tahun pada tanggal 26 April 1959.

Comments

Leave a Comment

tidak bisa baca kode? klik DISINI untuk refresh.

Categories

Berita Terbaru

Doa Meminta Perlindungan dari Sifat Malas

Do’a tersebut adalah: Allahumma inni a’udzu bika minal ‘ajzi, wal kasali, wal jubni,

YKMM Peduli Korban SEMERU

Bencana Alam Gunung SemeruSabtu 4 Desember 2021, pukul 13.30 WIB Gunung Semeru memuntahkan

Australia Vs Burung Emu (Emu War)

Setelah Perang Dunia I, banyak veteran dari Australia dan beberapa veteran Britania yang b